Asal Mula Batu Megalitik di nias merupakan peninggalan budaya zaman batu. batu batu itu kebanyakan di Kecamatan Lahusa dan Kecamatan Gomo, tetapi di daerah lain di Nias ada beberapa Batu Megalitik
Batu Megalitik itu dulu di anut sebagai kepercayaan orang Nias sebelum terjadi pertobatan dimana sekarang semua orang Nias mempercayai Tuhan yang Maha Esa.
Pada kegiatan pemujaan mereka mempersembahkan berbagai be’elo
(persembahan) kepada Dewa Lowalangi yang direfleksikan melalui sebuah
patung dengan harapan agar mereka hidup dengan tentram dan sejahtera
serta mendapat perlindungan dari malapetaka dan bencana. Kegiatan
pemujaan pada arwah nenek moyang merupakan suatu kegiatan rutin yang
dilaksanakan oleh masyarakat Nias Selatan. Ke giatan tersebut
dilaksanakan sebagai tanda pengejawantahan sekaligus penghormatan
terhadap orangtua mereka yang telah meninggal dunia, serta juga kegiatan
pemujaan kepada dewa agar mereka mendapat perlindungan serta terhindar
dari segala malapetaka, bencana, wabah penyakit, kutukan bahkan
kematian. Kegiatan pemujaan dapat juga mengandung makna sebagai alat
control sosial bagi masyarakat Nias, khususnya Nias Selatan.
Peninggalan yang menyerupai bangunan monumental hasil kebudayaan
Megalitik tersebut memiliki arti simbol tersendiri yang erat kaitannya
dengan usaha para pemimpin dan ketua adat setempat dalam menjada harkat
dan martabat kaumnnya. Menurut kepercayaan mereka, bahwa arwah nenek
moyang mereka yang telah meninggal dunia masih tetap hidup meskipun di
dunia yang berbeda yakni di dunia arwah. Arwah nenek moyang dipercaya
masih mengawasi bahkan memberi petunjuk ataupun teguran pada
keturunannya. Oleh karena itu pula mereka juga meyakini bahwa
unsur-unsur kehidupan mereka sehari-hari masih tetap dipengaruhi oleh
arwah nenek moyang mereka tersebut. Mereka juga bahkan menganggap bahwa
kesehatan, keamananan, kesejahteraan, kesuburan dan lain-lain sangat
ditentukan oleh bagaimana mereka memperlakukan ataupun menghormati arwah
nenek moyang mereka. Apabila mereka memperlakukan arwah nenek moyang
dengan baik, seperti dengan mengadakan rutinitas pemujaan, maka mereka
akan memperoleh perlindungan seperti yang mereka harapkan. Perlakuan
baik terhadap arwah nenek moyang tidak semata-mata melalui kegiatan
pemujaan ataupun persembahan. Menjalankan unsurunsur kehidupan dalam
garis nilai-nilai yang telah dilaksanakan sejak masa arwah nenek moyang
tersebut hidup, juga merupakan wujud penghormatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar